Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dalam hadits-haditsnya, banyak menyebut keutamaan guru, diantara :
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi hingga semut-semut yang ada di lobangnya dan ikan-ikan yang ada di lautan akan beshalawat kepada para guru ( HR. Tirmidzi )
Ibnu Abbas Ra berkata : “sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia ( guru ) akan dimohonkan ampunan oleh seluruh makhluk hingga ikan-ikan yang ada di lautan”.
Hal tersebut terjadi karena orang yang berilmu akan selalu mewasiatkan agar setiap orang senantiasa berbuat baik kepada segala sesuatu hingga terhadap hewan-hewan sekalipun, maka Allah Subahanahu wata’ala mengilhamkan kepada mereka semua ampunan sebagai balasan atas kebaikan yang mereka lakukan.
Al-Hasan rahimahullah berkata : “Seandainya tak ada ulama (guru) niscaya seluruh manusia akan seperti hewan”.
Ka’ab rahimahullah berkata : “Allah ta’ala mewahyukan kepada Musa As : Belajarlah wahai Musa kebaikan dan ajarkanlah kebaikan itu kepada manusia, karena sesungguhnya Aku akan membuat kuburan orang yang mengajarkan kebaikan dan yang mempelajarinya bercahaya hingga mereka tidak merasa kesepian.”.
Karena demikian mulianya ilmu itu, maka sudah sepantasnya guru yang mengajarkannya juga dihormati. Tentu penghormatan di sini tidak terbatas hanya bagi mereka yang mengambil langsung ilmu dari sang guru, tetapi kita semua yang telah mencicipi indahnya kehidupan ini jika diisi oleh orang-orang terpelajar.
Ibnu Abbas pernah memegang tali kekang hewan tunggangan Zaid bin Tsabit-radhiyallahu ‘anhuma, sambil berkata,”beginilah yang kami lakukan terhadap orang yang berilmu kami.”
Orang-orang dahulu kala begitu hormat dan ta’zhimnya kepaga guru, sampai-sampai mereka mengatakan, “murid harus menyerahkan kendali dirinya kepada guru, seperti pasien yang menyerahkan penanganan dirinya kepada dokter. Karena itu, ia harus merendahkan diri dan benar-benar menurut kepadanya.”
Ali bin Thalib pernah berkata, “di antara hak seorang guru kepada para muridnya adalah, hendaknya ia mengucapkan salam dalam majlisnya, memberi salam hormat khusus kepadanya, tidak menunjuknya dengan tangan yang mengarah kepadanya, tidak memandangnya dengan pandangan yang tajam ke arahnya, tidak banyak mengajikan pertanyaan kepadanya, tidak memaksanya jika ia letih, tidak mendebatnya jika ia tidak menginginkannya,, tidak membocorkan rahasianya. Jangan berkata di depannya,”Tapi, guru fulan berkata begini dan begitu yang berbeda denggn pendapatmu, jangan memujinya berlebihan, jangan sungkan-sungkan berbakti kepadanya.”
Namun sangat disayangkan, sekarang ini sudah sangat sedikit guru yang bisa dijadikan teladan sehingga masyarakat kehilangan rasa percaya kepada guru.
Sumber dari: wahdah.or.id