Tetap optimis karena Allah telah menempatkan parenting dalam fitrah setiap orang tua. Bahkan setiap pasangan Ayah dan Bunda bisa memiliki pandangan yang berbeda. Inilah ilmu Allah yang sangat hebat.
Selain belajar tentang fitrah anak, sebagai orang tua mari belajar fitrah keayahbundahan. Karena yang paling ahli mendidik anak bukanlah para ahli parenting, melainkan ayah bunda mereka sendiri. Jangan sampai teori parenting yang kita pelajari melumpuhkan naluri, intuisi dan firasat parenting kita. “Minta fatwalah pada hatimu, karena kebajikan adalah apa-apa yang menenteramkan hati.” (HR. Ahmad)
Mereka yang terbiasa dengan amalan nafilah atau sunnah, maka Allah akan menjadi mata, telinga, tangan dan kaki yang dengannya mereka dapat melihat, mendengar, bekerja dan berjalan. (dari hadits qudsi)
Belakangan kita agak mengabaikan dan kurang mempertajam firasat. Hati-hatilah dengan firasat mu’min. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقُوا فِرَاسَةَ المُؤْمِنِ، فَإِنَّهُ يَنْظرُ بنورِ اللهِ».وروى الطبراني قال الهيثمي في مجمع الزوائد: وإسناده حسن. وقال السيوطي في اللآلئ: الحديث حسن صحيح.
Dari Abu Amamah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,:
“Takutlah pada firasat seorang mukmin. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah.” (Hr. At-Thobroni, berkata Haistami didalam majmaul zawaid isnadnya hasan).
Pola asuh yang baik adalah pola asuh yang meningkatkan kepercayaan orang tua dalam mendidik anaknya sesuai dengan fitrah pendidikannya. Pola asuh yang buruk membuat Ayah bunda bergantung pada mentor parenting untuk mendidik anak-anaknya.
Jika ada yang bertanya, “Apa modal pengasuhan terbaik?” Modal pengasuhan terbaik adalah cinta dan ketulusan. Sebagai orang tua yang rentan, kita pasti melakukan beberapa kesalahan ketika mendidik anak-anak kita. Namun, cinta dan ketulusan akan memperbaiki semua kelemahan dan kesalahan ini.
Memang, jika kita mendidik anak-anak kita hanya berdasarkan kemampuan kita sendiri, anak-anak kita pasti akan tumbuh menjadi generasi yang tidak teratur dan tidak patuh. Namun, Allah tidak pernah tidur untuk mengintervensi dan memperbaiki segala kelemahan dan kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita. Jadi setiap malam sebelum tidur, mintalah kepada Allah untuk mengajari anak-anak kita dan memperbaiki semua kesalahan dan kelemahan kita.
Bashirah lahir dari keutuhan, dedikasi dan kepedulian yang mendalam terhadap apapun yang akan kita tangani. Allah telah berjanji bahwa orang yang total dan bertaqwa akan menaklukkan apapun, kemudian Allah akan menunjukkan kepada mereka banyak jalan. Dan orang-orang yang telah menjual diri kepada Allah, bahkan melalui pendidikan anak-anaknya, maka Allah akan mendukung mereka.
Salah satu indikatornya adalah apakah hati kita tenteram untuk melakukan sesuatu dengan anak-anak kita, meskipun saya bertolak belakang dengan Sejumlah teori parenting, ketenangan pikiran sebenarnya merupakan tanda Bashirah Islamiyah.
Bashirah Islamiyah itu bukan hanya menjadi hak prerogatif dari orang-orang yang memiliki tingkat keimanan tertentu saja, karena sesungguhnya Allah tidak pernah kikir memberikan ilham-ilhamNya kepada siapa saja.
Bahkan ilham dari Allah Ia berikan terhadap orang kafir sekalipun. Makanya tak mengherankan jika kreasi iptek banyak Allah ilhamkan kepada orang-orang kafir.
Jadi jangan pernah merasa tak cukup bertaqwa untuk bertanya pada hati. Allah tidak se selektif yang kita bayangkan. Kasih-sayangNya jauh melampaui angan-angan paling optimis kita.
Jauhi hal-hal yang mencurigakan dan lakukan apa yang kita yakini di dalam hati kita.
Keyakinan dimulai dengan pengetahuan yang menghasilkan pemahaman. Jika suatu ilmu memang menghasilkan keraguan dan keraguan pada diri, maka pengetahuan ini harus dihindari. Keraguan dan keraguan datangnya dari setan. Penawarnya adalah ilmu dan ta’awudz.
Renungan sejuk dari Ustadz Adriano Rusfi